Seorang
matahari yang selalu memancarkan cahayanya ke lagit dunia. Cerah
memancar seolah dia tak punya beban sama sekali. Si matahari pikir dia dapat
memberikan banyak sekali energi pada setiap benda yang disinarinya. Namun
sayang, ternyata si matahari keliru. Tak semua yang ia terangi merasa terberi
energi darinya. Si matahari kecewa, dia bingung harus berbuat apa. Si matahari
hanya ingin supaya benda-benda disekitarnya memperoleh energi, selalu
bersemangat, tersenyum dan tertawa walau mungkin tidak akan pernah ada
kesempatan baginya untuk bermain, bercanda. Namun bagi si matahari melihat
benda-benda yang di teranginya bahagia ia sangat senang.
Setiap
orang memang ingin keberadaannya diakui, begitu pula yang sepertinya dialami
oleh si matahari. Si matahari yang terkadang lelah dengan keadaan merasa
dirinya tak berguna, tak punya daya apa-apa. Tapi saat itu si matahari melihat
si bulan. Si matahari merasa si bulan lebih beruntung darinya, si bulan seperti
tidak pernah memikirkan tentang benda-benda yang ia terangi di malam hari. Si
bulan tidak selalu ada setiap malam, si bulan juga mendapat bantuan pancaran
darinya. Tapi kenapa keberadaan dan kedatangan si bulan lebih membuat
benda-benda yang ia terangi senang padanya.
Hingga
akhirnya si matahari memutuskan untuk mengikuti apa yang dilakukan si bulan
dengan harapan ia dapat membuat benda-benda yang diteranginya senang. Dia hanya
datang beberapa kali dalam satu minggu, bahkan ia menyembunyikan dirinya dari
keramaian.
Tapi
apa yang terjadi? Dipersembunyiannya si matahari bertemu dengan bintang. Si
bintang kecil yang cahayanya berkelip-kelip. si matahari merasa iri pada si
bintang. Si bintang yang keberadaannya bertabur penuh kemilau diangkasa bagai
penghias langit kala malam. Si matahari ingin seperti si bintang. Akhirnya ia
mengikuti apa yang bintang lakukan. Datang kala waktu harusnya malam.
Dan
tebak apa yang terjadi? Si matahari datang menapakkan diri dari
persembunyiannya pada malam hari. Apakah si matahari berhasil utnuk membuat
benda-benda yang ingin ia bahagiakan senang? Dan ternyata tidak demikian yang
terjadi. Semua benda yang ia terangi kala malam itu malah melemparkan cacian
dan olokan padanya. Si matahari semakin larut dalam kesedihannya. Ia merasa
menjadi sesuatu yang sangat tidak berguna.
Hingga
salah satu benda yang ia terangi mengatakan sesuatu padanya. Si benda bilang,
“Hai matahari! Kenapa kamu berlaku demikian? Aku merasa kehilangan beberapa
waktu ini olehmu. Siangku hilang menjadi gelap. Kau sangat berharga”.
Akhirnya
si matahari sadar, bahwa yang perlu ia lakukan adalah menjadi dirinya sendiri.
Menjadi si matahari yang selalu ada kala siang bukan malam. Menjadi matahari
yag memberi energi pada yang membutuhkan. Dia tak perlu berubah menjadi apapun
walaupun mungkin alasannya adalah untuk menyenangkan banyak benda sekitarnya.
“Please
all, and you will please none” artinya, saat kamu berusaha untuk menyenangkan
siapapun pada saat itu sebenarnya kau tidak sedang menyenangkan siapapun. Be your
self! Keep fight guys!
Salam,
Penulis Amatiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar