Kamis, 28 November 2013

Sebuah kisah si Matahari



Seorang matahari yang selalu memancarkan cahayanya ke lagit dunia. Cerah memancar seolah dia tak punya beban sama sekali. Si matahari pikir dia dapat memberikan banyak sekali energi pada setiap benda yang disinarinya. Namun sayang, ternyata si matahari keliru. Tak semua yang ia terangi merasa terberi energi darinya. Si matahari kecewa, dia bingung harus berbuat apa. Si matahari hanya ingin supaya benda-benda disekitarnya memperoleh energi, selalu bersemangat, tersenyum dan tertawa walau mungkin tidak akan pernah ada kesempatan baginya untuk bermain, bercanda. Namun bagi si matahari melihat benda-benda yang di teranginya bahagia ia sangat senang.
Setiap orang memang ingin keberadaannya diakui, begitu pula yang sepertinya dialami oleh si matahari. Si matahari yang terkadang lelah dengan keadaan merasa dirinya tak berguna, tak punya daya apa-apa. Tapi saat itu si matahari melihat si bulan. Si matahari merasa si bulan lebih beruntung darinya, si bulan seperti tidak pernah memikirkan tentang benda-benda yang ia terangi di malam hari. Si bulan tidak selalu ada setiap malam, si bulan juga mendapat bantuan pancaran darinya. Tapi kenapa keberadaan dan kedatangan si bulan lebih membuat benda-benda yang ia terangi senang padanya.
Hingga akhirnya si matahari memutuskan untuk mengikuti apa yang dilakukan si bulan dengan harapan ia dapat membuat benda-benda yang diteranginya senang. Dia hanya datang beberapa kali dalam satu minggu, bahkan ia menyembunyikan dirinya dari keramaian.
Tapi apa yang terjadi? Dipersembunyiannya si matahari bertemu dengan bintang. Si bintang kecil yang cahayanya berkelip-kelip. si matahari merasa iri pada si bintang. Si bintang yang keberadaannya bertabur penuh kemilau diangkasa bagai penghias langit kala malam. Si matahari ingin seperti si bintang. Akhirnya ia mengikuti apa yang bintang lakukan. Datang kala waktu harusnya malam.
Dan tebak apa yang terjadi? Si matahari datang menapakkan diri dari persembunyiannya pada malam hari. Apakah si matahari berhasil utnuk membuat benda-benda yang ingin ia bahagiakan senang? Dan ternyata tidak demikian yang terjadi. Semua benda yang ia terangi kala malam itu malah melemparkan cacian dan olokan padanya. Si matahari semakin larut dalam kesedihannya. Ia merasa menjadi sesuatu yang sangat tidak berguna.
Hingga salah satu benda yang ia terangi mengatakan sesuatu padanya. Si benda bilang, “Hai matahari! Kenapa kamu berlaku demikian? Aku merasa kehilangan beberapa waktu ini olehmu. Siangku hilang menjadi gelap. Kau sangat berharga”.
Akhirnya si matahari sadar, bahwa yang perlu ia lakukan adalah menjadi dirinya sendiri. Menjadi si matahari yang selalu ada kala siang bukan malam. Menjadi matahari yag memberi energi pada yang membutuhkan. Dia tak perlu berubah menjadi apapun walaupun mungkin alasannya adalah untuk menyenangkan banyak benda sekitarnya.
“Please all, and you will please none” artinya, saat kamu berusaha untuk menyenangkan siapapun pada saat itu sebenarnya kau tidak sedang menyenangkan siapapun. Be your self! Keep fight guys! 

Salam, 

Penulis Amatiran
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar