Kamis, 28 November 2013

Zarah untuk si Istimewa



Sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Membuat semua orang di dunia tertipu, terjebak, dan bahkan sampai tak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
Hidup memang begini, terlalu klise untuk ditebak, terlalu rumit untuk dijelaskan, terlalu panjang untuk diukir oleh kata-kata.
Kehidupan ini kemunafikan. Kemunafikan yang berlangsung sangat lama dengan skenario yang sangat rumit. Hidup ditengah manusia-manusia yang tak beretika, berpikir egois, dan ambisius. Bahkan untuk memikirkan manusia lain saja sulit untuk dilakukan, mana bisa hidup begini?
Semuanya saling berbenturan antara kebenaran dan kepalsuan. Kepalsuan telah merajai hati manusia-manusia yang lembut. Kepalsuan itu telah menjerat orang-orang tak bersalah. Dan kepalsuan itu telah membuat seolah kebenaran itu telah kehilangan tempatnya di muka bumi ini. Kebenaran seolah lumpuh, dan entah kapan akan kembali pulih.
            Kepalsuan telah mengajarkan seseorang akan banyak hal. Kepalsuan telah mengantarkan seseorang menjadi seorang penjahat kelas kakap. Terkadang kita tidak sadar bagaimana kepalsuan itu merasuk dan kapan kepalsuan itu datang. Seperti makhluk halus yag datangnya tak pernah dijemput, seperti permen karet yang lengket dan sulit dilepas.
            Lalu dimana tempat kebenaran itu sekarang? Masihkah ada ataukah sudah lenyap? Pernahkah bertanya tentang hal itu? Aku pernah. Bisa dikatakan sering. Dan jawaban sebenarnya, kebenaran itu tidak pernah lenyap, kebenaran itu ada namun tidak tampak. Kebenaran itu juga bersama-sama dengan manusia kemanapun ia pergi. Namun sayangnya keberadaannya tak pernah diusik. Keberadaannya tak pernah dianggap. Kau tahu dimana tempatnya? “Kebenaran itu ada pada setiap hati manusia”(titik).
            Memang dunia nyata seolah telah menelantarkan kebenaran. Namun hati manusia tidak pernah dapat berlari dari kebenaran. Sekalipun ia menelantarkannya, menganggapnya tak ada, melanggarnya, menenggelamkannya. Kebenaran akan selalu ada. Kebenaran akan selalu memberikan sinyal akan keberadaanya. Karena apa? Karena kebenaran itu abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar