Minggu, 26 April 2015

Bukan karena benci



“Tidak selamanya menghindar merupakan refleksi dari adanya perasaan tidak suka atau benci, terkadang menghindar itu merupakan cara yang paling ampuh untuk tidak tumbuh api sengsara”
Kalimat pembuka yang cukup layak menurutku, kebanyakan orang berpikir bahwa menghindarnya seseorang karena orang tersebut membencinya. Dan aku tekankan, tak selamanya menghindar itu karena benci.

Karena perasaan manusia mudah untuk dibolak-balikkan, karena hati manusia mudah sekali jatuh dan rapuh. Kadang menghindar itu karena kita ingin namun kita tahu bahwa hal tersebut tidak boleh, faham?
Analoginya, ketika kita ingin sepeda tapi kita tidak mampu untuk membelinya, kita kemudian melihat sepeda itu setiap hari dan terus mengingatnya, maka keinginan itu akan terus ada. Dan yang paling berbahaya ketika kita bahkan meghalalkan segala cara untuk mendapatkan sepeda tersebut. Lain halnya ketika kita mengubur semuanya, ketika kita mencoba untuk melupakan dan menjauh dari tempat sepeda tersebut, maka lambat laun keinginan tersebut akan memudar kemudian hilang sama sekali.
Dan itulah yang tengah aku lakukan, bukan karena aku membenci apapun yang berkaitan tentangnya, namun karena aku sadar bahwa aku tidak boleh berlaku seperti itu walaupun aku ingin. Karena akan tiba saatnya bahwa aku benar-benar akan lupa dan jauh dari semua tentang kamu, dan aku sekarang tengah mempersiapkan semuanya.
Semoga kamu mengerti...


2 komentar: