Hai. Hehehe.
Lagi baper-bapernya
sama Dilan. Eaak. Udah pada tahu tentang Dilan kan? Masa ngga tahu sih. Itu orang
fenomenal syekali. Wanita maupun laki-laki suka dan seneng dengan sosoknya. Hehe.
Termasuk aku kali ya.
Dilan, Dia adalah
Dilanku tahun 1990. Itu adalah judul dari trilogi seri pertama karya ayah Pidi
Baiq. Kesannya baca novel itu gimana? Keren, bahasanya sederhana tapi ngena. Aku
baca tuh ngga sengaja. Dikasih minjem temen gara-gara aku gabut pengen bacaan. Eh
dikasih minjem deh. Pas awal baca sih agak-agak garing, karena aku sendiri
sebelumnya kurang suka sama novel yang bahasa-bahasa sederhana terus banyak
percakapannya. Eh alhasil, aku tetep baca, sampai ke bab bab selanjutnya. Eh deh
akhirnya sukaaaa. Ahaha.
“hai, kamu Milea? Boleh
aku ramal? Nanti siang kita akan ketemu di kantin.”
“boleh aku ramal juga? Nanti
kamu akan duduk di motorku ini.”
Engga bikin aneh apa
coba dengan makhluk kayak Dilan. Orang lain ketemu sama orang baru itu biasanya
ngajak kenalan. Ini malah sok-sok an ngeramal. Ahahaha. Gemeees deh ah.
Terus tingkah Dilan
yang merupakan anak nakal, anggota geng motor, tapi selalu berhasil bikin Milea
bahagia dengan tingkahnya. Dilan yang rela datang ke rumah Milea Cuma buat
ngasih surat yang ternyata isinya Cuma undangan sekolah setiap hari beserta
tanggal-tanggalnya, terus rela buat ngisi TTS buat hadiah ulang tahun Milea
dengan alasan engga mau bikin Lia bingung harus ngisi TTS, Dilan yang rela buat
beranten dengan siapapun untuk membela pacarnya. Terdengar kekanak-kanakan sih,
ahahaha, tapi setiap orang bisa keren dengan caranya sendiri kan? :P apalagi
ini ceritanya tentang anak remaja SMA. Masih kekanak-kanakan, wajar. Hehe.
Dalam novel Dia adalah
Dilanku tahun1990, ada pula tingkah Dilan yang ia nulis nama-nama orang yang
mencintai Milea dan memberikannya pada Milea, namun satu persatu nama-nama itu
dicoret kecuali namanya.
“mereka semua akan
gagal" sahut Dilan
“Kecuali kamu?” balas
Milea
“iya doain” balas Dilan
Aaaa sederhana sih tapi
bikin baper ketawa-ketawa sendiri. Hahaha.
Pernah sewaktu-waktu
juga Dilan ngajak Milea buat dia anter pulang, tapi Mileanya nolak. Eh dia
turun dari motornya terus ikut Milea naik angkot, di angkot dia bilang :
”Milea kamu cantik,
tapi aku belum mencintaimu, gatau kalo nanti sore, tunggu aja.”
Gilaaa kan. Ahahaha. Sampai
besoknya ada lagi surat buat Milea yang diantar oleh temennya Dilan,
“Selamat Milea Adnan
Husein, sejak kemarin sore aku telah mencintaimu.”
Ahahaha. Makin ketawa-ketawa
deh. Itu cara pdkt yang nyentrik dan aneh tapi menyenangkan. Ahaha. Selain itu
aku juga suka bagaimana seorang Dilan mengucapkan rindu pada Milea, pun
sebaliknya. Karena rindu itu lebih dalemartinya dari pada hanya sebatas kata
kangen. Kangen itu spontan, rindu itu lengkap.
“Milea kalau aku bilang
aku mencintaimu, itu adalah pernyataan yang cukup lengkap dan berlaku
selamanya.”
Hingga diakhir novel
tersebut Milea dan Dilan memutuskan untuk pacaran. Tapi sebelumnya banyak
rintangan dan banyak tingkah konyol Dilan yang bikin kita gemes. Buat cerita
lebih lengkap dan lebih jelasnya kalian bisa baca bukunya yaaaa.
Lanjut ke buku seri
kedua. Dia adalah Dilanku tahun 1991. Di novel ini aku kurang suka, soalnya
jadi banyak konflik, tingkah Dilan yang aslinya keluar, tingkah Milea yang
aslinya keluar. Milea yang terlalu sayang sama Dilan, ngelarang Dilan buat
ikut-ikutan lagi geng motor. Dilan yang merupakan orang setia kawan engga mau
meninggalkan kawan-kawannya. Sama-sama egois. Hingga hubungan mereka kandas. Gara-gara
Milea yang tanpa sengaja mutusin Dilan yang awalnya Cuma niat supaya Dilan mau
lebih mementingkan dirinya daripada geng motornya. Alhasil kandas.
Dilan pernah bilang ke
Milea sebelumnya, “Milea jika ada orang yang menyakitimu, maka besok lusa,
orang itu akan hilang”. Maka jika orang itu adalah Dilan maka diapun harus
hilang. Begitulah kiranya pikir Dilan. Pengen lebih lengkap? Baca aja yaaaa. Hahaha.
Lanjut kebuku seri
ketiga. Milea, Suara hati dari Dilan. Nah kalo di novel-novel sebelumya yang
dominan cerita itu adalah Milea. Nah di buku seri ketiga ini, adalah cerita
versi Dilan. Di awal cerita agak garing karena banyak cerita yang Dilan Cuma ceritakan
sekilas, dengan ungkapan “seperti yang udah Lia ceritakan di novel sebelumya”
agak garing disananya. Cuma udah masuk ke bab bab akhir bikin baper.
“jangan pernah
menghakimi masa lalu, jangan pernah menyesali perpisahan, karena yang
terpenting dari sebuah perpisahan adalah bagaimana kita setelah itu”
” perpisahan adalah menyambut
hari-hari baru penuh rindu”
“dan kamu akan selalu
berada dalam kenanganku. Disana tempatmu selalu”
“terimakasih, dulu kamu
pernah mau.”
Di seri ini tuh yang
bikin makin nyesel kenapa mereka udahan soalnya ada percakapan Dilan dan Milea
yang mereka udah pisah sekian lama. Isinya apa? Baca aja yaa. Engga akan
diceritain biar penasaran. Tapi beneran seru!
Kisah yang indah yang
diukir Dilan sama Milea aja berakhir kan, apalagi kisah seseorang bukan
siapa-siapa. Hehehe. Aku suka Dilan, tapi maaf aku bukan Milea yang mau
dijadiin pacar walaupun sayang. Karena aku selalu berpikir lantas kalau aku
suka lalu kamu suka juga kita bisa apa? Karena sebuah hubungan yang lebih dari
pertemanan pasti akan selalu berakhir walaupun entah kapan akan berakhir. Ya singkatnya begitu. Karena pacaran itu bukan
ikatan, hanya label dan talinya rapuh. Mudah putusnya. Sesuka-sukanya aku sama
tokoh Dilan, tapi aku engga mau ada Dilan yang kedua atau yang ketiga. Karena Dilan
itu Cuma satu, yaitu Dilannya Milea adnan husein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar