Selasa, 31 Januari 2017

After baca Dia adalah Dilanku tahun 1990,1991, dan Milea suara hati dari Dilan



Hai. Hehehe.
Lagi baper-bapernya sama Dilan. Eaak. Udah pada tahu tentang Dilan kan? Masa ngga tahu sih. Itu orang fenomenal syekali. Wanita maupun laki-laki suka dan seneng dengan sosoknya. Hehe. Termasuk aku kali ya.
Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990. Itu adalah judul dari trilogi seri pertama karya ayah Pidi Baiq. Kesannya baca novel itu gimana? Keren, bahasanya sederhana tapi ngena. Aku baca tuh ngga sengaja. Dikasih minjem temen gara-gara aku gabut pengen bacaan. Eh dikasih minjem deh. Pas awal baca sih agak-agak garing, karena aku sendiri sebelumnya kurang suka sama novel yang bahasa-bahasa sederhana terus banyak percakapannya. Eh alhasil, aku tetep baca, sampai ke bab bab selanjutnya. Eh deh akhirnya sukaaaa. Ahaha.
“hai, kamu Milea? Boleh aku ramal? Nanti siang kita akan ketemu di kantin.”
“boleh aku ramal juga? Nanti kamu akan duduk di motorku ini.”

Engga bikin aneh apa coba dengan makhluk kayak Dilan. Orang lain ketemu sama orang baru itu biasanya ngajak kenalan. Ini malah sok-sok an ngeramal. Ahahaha. Gemeees deh ah.
Terus tingkah Dilan yang merupakan anak nakal, anggota geng motor, tapi selalu berhasil bikin Milea bahagia dengan tingkahnya. Dilan yang rela datang ke rumah Milea Cuma buat ngasih surat yang ternyata isinya Cuma undangan sekolah setiap hari beserta tanggal-tanggalnya, terus rela buat ngisi TTS buat hadiah ulang tahun Milea dengan alasan engga mau bikin Lia bingung harus ngisi TTS, Dilan yang rela buat beranten dengan siapapun untuk membela pacarnya. Terdengar kekanak-kanakan sih, ahahaha, tapi setiap orang bisa keren dengan caranya sendiri kan? :P apalagi ini ceritanya tentang anak remaja SMA. Masih kekanak-kanakan, wajar. Hehe.
Dalam novel Dia adalah Dilanku tahun1990, ada pula tingkah Dilan yang ia nulis nama-nama orang yang mencintai Milea dan memberikannya pada Milea, namun satu persatu nama-nama itu dicoret kecuali namanya.
“mereka semua akan gagal" sahut Dilan
“Kecuali kamu?” balas Milea
“iya doain” balas Dilan
Aaaa sederhana sih tapi bikin baper ketawa-ketawa sendiri. Hahaha.
Pernah sewaktu-waktu juga Dilan ngajak Milea buat dia anter pulang, tapi Mileanya nolak. Eh dia turun dari motornya terus ikut Milea naik angkot, di angkot dia bilang :
”Milea kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu, gatau kalo nanti sore, tunggu aja.”
Gilaaa kan. Ahahaha. Sampai besoknya ada lagi surat buat Milea yang diantar oleh temennya Dilan,
“Selamat Milea Adnan Husein, sejak kemarin sore aku telah mencintaimu.”
Ahahaha. Makin ketawa-ketawa deh. Itu cara pdkt yang nyentrik dan aneh tapi menyenangkan. Ahaha. Selain itu aku juga suka bagaimana seorang Dilan mengucapkan rindu pada Milea, pun sebaliknya. Karena rindu itu lebih dalemartinya dari pada hanya sebatas kata kangen. Kangen itu spontan, rindu itu lengkap.
“Milea kalau aku bilang aku mencintaimu, itu adalah pernyataan yang cukup lengkap dan berlaku selamanya.”
Hingga diakhir novel tersebut Milea dan Dilan memutuskan untuk pacaran. Tapi sebelumnya banyak rintangan dan banyak tingkah konyol Dilan yang bikin kita gemes. Buat cerita lebih lengkap dan lebih jelasnya kalian bisa baca bukunya yaaaa.
Lanjut ke buku seri kedua. Dia adalah Dilanku tahun 1991. Di novel ini aku kurang suka, soalnya jadi banyak konflik, tingkah Dilan yang aslinya keluar, tingkah Milea yang aslinya keluar. Milea yang terlalu sayang sama Dilan, ngelarang Dilan buat ikut-ikutan lagi geng motor. Dilan yang merupakan orang setia kawan engga mau meninggalkan kawan-kawannya. Sama-sama egois. Hingga hubungan mereka kandas. Gara-gara Milea yang tanpa sengaja mutusin Dilan yang awalnya Cuma niat supaya Dilan mau lebih mementingkan dirinya daripada geng motornya. Alhasil kandas.
Dilan pernah bilang ke Milea sebelumnya, “Milea jika ada orang yang menyakitimu, maka besok lusa, orang itu akan hilang”. Maka jika orang itu adalah Dilan maka diapun harus hilang. Begitulah kiranya pikir Dilan. Pengen lebih lengkap? Baca aja yaaaa. Hahaha.
Lanjut kebuku seri ketiga. Milea, Suara hati dari Dilan. Nah kalo di novel-novel sebelumya yang dominan cerita itu adalah Milea. Nah di buku seri ketiga ini, adalah cerita versi Dilan. Di awal cerita agak garing karena banyak cerita yang Dilan Cuma ceritakan sekilas, dengan ungkapan “seperti yang udah Lia ceritakan di novel sebelumya” agak garing disananya. Cuma udah masuk ke bab bab akhir bikin baper.
“jangan pernah menghakimi masa lalu, jangan pernah menyesali perpisahan, karena yang terpenting dari sebuah perpisahan adalah bagaimana kita setelah itu”
” perpisahan adalah menyambut hari-hari baru penuh rindu”
“dan kamu akan selalu berada dalam kenanganku. Disana tempatmu selalu”
“terimakasih, dulu kamu pernah mau.”
Di seri ini tuh yang bikin makin nyesel kenapa mereka udahan soalnya ada percakapan Dilan dan Milea yang mereka udah pisah sekian lama. Isinya apa? Baca aja yaa. Engga akan diceritain biar penasaran. Tapi beneran seru!
Kisah yang indah yang diukir Dilan sama Milea aja berakhir kan, apalagi kisah seseorang bukan siapa-siapa. Hehehe. Aku suka Dilan, tapi maaf aku bukan Milea yang mau dijadiin pacar walaupun sayang. Karena aku selalu berpikir lantas kalau aku suka lalu kamu suka juga kita bisa apa? Karena sebuah hubungan yang lebih dari pertemanan pasti akan selalu berakhir walaupun entah kapan akan berakhir.  Ya singkatnya begitu. Karena pacaran itu bukan ikatan, hanya label dan talinya rapuh. Mudah putusnya. Sesuka-sukanya aku sama tokoh Dilan, tapi aku engga mau ada Dilan yang kedua atau yang ketiga. Karena Dilan itu Cuma satu, yaitu Dilannya Milea adnan husein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar