Kamis, 30 Maret 2017

Sudah yakinkah ibadah kita benar?

Hi! Selamat pagi! Mau cerita dulu aja ya, kemarin itu tanggal 1 rajab, alhasil katanya ada puasa sunah di tanggal 1, 2 dan 3 rajab. Tapi beneran, aku baru denger ada puasa sunah itu. Bingung emang bingung awalnya aku heran, koq pada puasa ya, kan bukan hari senin bukan pula hari kamis, ya yang aku tahu puasa sunah itu puasa senin sama kamis, puasa daud yang sehari puasa sehari engga, terus ada puasa idul adha, lalu apa lagi ya, yang aku sering denger sih itu aja. Hehehe.

Lalu aku nanya kan ke mamah, mah emang ada puasa tanggal 1 rajab? Mamah lalu bilang, enggak de, puasa itu ada cuma haditsnya dhaif alias enggak kuat hukum yang jadi dasar buat dilakukan karena ya perawinya itu bukan shahih. Shahih disini itu kayak perawi-perawi yang emang udah dipercaya kayak misal hadits-hadits yang perawinya dari Muslim, atau Bukhari, terus Baihaqi, dll lah itu hadist baru bisa dikatakan shahih alias kuat hukum dasarnya. Hehehe.
Itu cerita pengantar aja, lalu yang ingin aku tekankan disini, bukan masalah tentang puasa rajabnya tapi tentang cara kita beribadah.
Dalam urusan beribadah tuh, bukan serta merta berdasarkan gimana kebanyakan oranh atau gimana kebiasaan orang-orang deket kita, alias jangan cuma ikut-ikutan. Kita semakin dewasa, harus semakin kritis dan selektif. Maksudnya tuh, carii tahu dulu dasar perintahnya, ada haditsnya apa eenggak, di quran ada perintah jelasnya apa enggak, hadist nya shahih apa enggak. Hati-hati, beribadah kalau misal enggak pakai ilmunya bikin sesat. Bid'ah nanti masuknya. Kan kita dianjurkan beribadah itu mengikuti cara-cara Rasulullah, kalau rasulullah tidak melaksanakan terus kita melaksanakan apakah itu masuknya ke amal ibadah yang baik? Hehe think again.
Jangan cuma ikut-ikutan kalau masalah ibadah. Cari dalilnya, cari haditsnya shahih apa enggak. Karena perkara ibadah itu adalah urusan kita dengan pencipta, gali terus ilmu agama, jangan gengsi. Toh, ibadah itu kalau kita tahu ilmunya dan tahu apa maknanya bakalan jadi lebih khusuk.
Aku bukannya sok tahu, atau sok kritis atau apalah. Cuma ya, kita sama-sama aja belajar buat lebih mengerti dan memahami segala sesuatu pakai ilmunya. Biar enggak mubadzir. Biar berkah juga.
Terus perkara shalat ya, shalat itu kalau misal sudah dilakukan dengan benar maka akan menjauhkan dari nahi dan munkar alias dari perilaku maksiat. Lalu kalau kita masih berani bermaksiat, dipertanyakan dong shalatnya udah bener apa enggak? Hehehe. Minimal kita tahu arti dari setiap bacaannya. Karena artinya itu sungguh luar biasa. Shalat itu tiangnya agama lho, yang paling utama di hisab di yaumul akhir. Kalau shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh ibadahnya. Belajar dan belajar terus buat jadi lebih baik dalam segala hal termasuk dalam perkara ibadah.
Yap udah dulu mungkin segitu ya, itu cuma pandangan dan pendapat aku, yang mau nerima syukur, yang engga juga engga masalah. Engga maksa :p. Toh enggak ada pendapat yang bener atau salah kan? Tergantung kamu nerimanya gimana aja. Hehehe. Yuk ah udah dulu tulisan aku yang sekarang, mau kuliah dulu ada jadwal sekaranh. Bye. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. 😉


Tidak ada komentar:

Posting Komentar