Perasaan itu apasih? Koq dateng sendiri ya. Rasa itu gimana sih? Koq susah dideskripsikan ya. Aku bikin pengertian sendiri boleh? Hehe. Abaikan ngomong sendiri ini tuh.
Rasa itu adalah apa yang terlintas dihatimu, apa yang melambaikan tangan pada hatimu, apa yang hadir dalam hatimu.
Jadi rasa itu identik dengan hati alias intuisi. Lawannya rasa adalah akal. Nah entah kenapa mereka berdua sering berantem. Si akal tuh lebih ke bikin pertimbangan, rasional, benar atau salah, untung atau rugi. Ya begitu lah istilahnya. Wkwk.
Lalu dimana letaknya bahagia? Bahagia itu letaknya ada dalam rasa. Cuman sayang, si rasa terlalu perasa, jadi sensitif tuh. Makannya si akal datang untuk melengkapi kan. Hehe.
Tapi hey, jauh dari semua itu, akal dan rasa itu ada pemiliknya, yaitu diri kamu sendiri. Yang punya kendali itu bukan mereka berdua tapi kamu sendiri. Rasa hanyalah sebatas rasa tanpa disadari sama pemiliknya. Akal hanya sebatas akal kalau enggak digubris sama pemiliknya. Maka jadilah pemilik keduanya yang baik. Berpandai-pandailah memanage akal dan pikiranmu.
Siapa sih yang tahu isi akal alias pikiran sama perasaan seseorang. Enggak ada yang tahu. Kadang si pemiliknya juga enggak tahu. Karena mereka tidak pandai menyadari dan menggubris keduanya. Nah jika kamu merasa tahu isi pikiran sama hati seseorang, coba amati lagi, mungkin saja kamu keliru atau mungkin aja kamu salah atau mungkin itu hanya perasaan kamu aja. Wkwk. Padahal aslinya enggak.
Tiap orang tuh beda-beda tipenya. Ada yang apa-apa pake hati, ada yang apa-apa pake logika, ada yang pake keduanya. Aku adalah tipe yang pake keduanya. Apa-apa pake hati doang mah ngga bakalan cukup, kalau pakai logika doang enggak bakalan punya rasa manusiawi. Hehe. Jadilah manusia yang cerdas namun tetap manusiawi.
Jangan mudah baper sama perhatian orang lain, karena mungkin dia juga perhatian sama yang lainnya atau mungkin emang dia kayak gitu kesemua orang. Jangan gampang sensitif sama koreksi orang lain, mungkin aja dia bener-bener care ingin kita jadi seseorang yang terus lebih baik lagi.
Rasa itu adalah apa yang terlintas dihatimu, apa yang melambaikan tangan pada hatimu, apa yang hadir dalam hatimu.
Jadi rasa itu identik dengan hati alias intuisi. Lawannya rasa adalah akal. Nah entah kenapa mereka berdua sering berantem. Si akal tuh lebih ke bikin pertimbangan, rasional, benar atau salah, untung atau rugi. Ya begitu lah istilahnya. Wkwk.
Lalu dimana letaknya bahagia? Bahagia itu letaknya ada dalam rasa. Cuman sayang, si rasa terlalu perasa, jadi sensitif tuh. Makannya si akal datang untuk melengkapi kan. Hehe.
Tapi hey, jauh dari semua itu, akal dan rasa itu ada pemiliknya, yaitu diri kamu sendiri. Yang punya kendali itu bukan mereka berdua tapi kamu sendiri. Rasa hanyalah sebatas rasa tanpa disadari sama pemiliknya. Akal hanya sebatas akal kalau enggak digubris sama pemiliknya. Maka jadilah pemilik keduanya yang baik. Berpandai-pandailah memanage akal dan pikiranmu.
Siapa sih yang tahu isi akal alias pikiran sama perasaan seseorang. Enggak ada yang tahu. Kadang si pemiliknya juga enggak tahu. Karena mereka tidak pandai menyadari dan menggubris keduanya. Nah jika kamu merasa tahu isi pikiran sama hati seseorang, coba amati lagi, mungkin saja kamu keliru atau mungkin aja kamu salah atau mungkin itu hanya perasaan kamu aja. Wkwk. Padahal aslinya enggak.
Tiap orang tuh beda-beda tipenya. Ada yang apa-apa pake hati, ada yang apa-apa pake logika, ada yang pake keduanya. Aku adalah tipe yang pake keduanya. Apa-apa pake hati doang mah ngga bakalan cukup, kalau pakai logika doang enggak bakalan punya rasa manusiawi. Hehe. Jadilah manusia yang cerdas namun tetap manusiawi.
Jangan mudah baper sama perhatian orang lain, karena mungkin dia juga perhatian sama yang lainnya atau mungkin emang dia kayak gitu kesemua orang. Jangan gampang sensitif sama koreksi orang lain, mungkin aja dia bener-bener care ingin kita jadi seseorang yang terus lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar